SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF BERBASIS PIEZOELEKTRIK
UNTUK PENERANGAN JALAN RAYA
Karya
Tulis Ilmiah
(Paper)
(Paper)
Karya
tulis sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah Fisika Zat Padat
disusun oleh:
FADLI
NAUVAL
|
1310442028
|
|
|
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
ANDALAS
PADANG
Desember,
2016
RINGKASAN
Energi listrik sangat
vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kemajuan suatu
bangsa sangat bergantung pada ketersediaan energi khususnya energi listrik. Di
Indonesia, pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil yang selain
menyebabkan polusi juga ketersediaannya sangat terbatas. Untuk itu diperlukan
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan sustainable.
Penggunaan sel surya sebagai sumber energi alternatif
cukup berkembang tapi masih terlalu mahal untuk digunakan secara massal.
Alternatif lain adalah dengan menggunakan teknologi piezoelektrik dimana energi
listrik dihasilkan dari energi mekanik (tekanan dan regangan). Bahan piezoleketrik sangat potensial karena
murah, mudah didapat, dan ramah lingkungan.
Pada karya ilmiah ini dilakukan studi
literatur tentang kondisi jalan raya bypass dan bahan piezoelektrik disertai
dengan perhitungan matematik untuk merealisasikan pembangkit listrik
menggunakan bahan piezoelektrik. Bahan piezoelektrik ditanamkan di bawah aspal
beton. Bahan piezoelektrik dipasang di jalan raya karena mekanik dari alat
transportasi seperti truk, minibus, dan motor yang melewati sangat besar. Fungsi
listrik yang dihasilkan disimpan dalam penyimpanan sentral dan lalu dihubungkan
dengan dalam rangkaian listrik lampu jalan.
Berdasarkan potensi pemasangan teknologi
bahan piezoelektrik ini sangat besar. Karena rata-rata jumlah kendaraan yang
melintasi jalan ini cukup banyak, yaitu: truk sebanyak 730 buah per hari, mini
bus 1256 per hari dan motor 4279 per
hari (Polda Sumatera Barat, 2016). Jika diasumsikan massa truk 7000 kg, mini
bus1878 kg dan motor 105 kg. Daya listrik yang dihasilkan 109335888 watt/hari. Daya listrik sebesar ini
cukup untuk menyalakan 2700 lampu jalan yang terpasang sepanjang jalan bypass.
Daya yang dihasilkan masih dapat ditingkatkan jika peluang terinjaknya lantai
piezoelektrik dimaksimalkan dan sistem konversi energi dioptimasi.
Perkembangan
lebih lanjut dengan optimasi desain sistem konversi energi dan pemasangan lebih
banyak sistem pembangkit listrik piezoelektrik ini di jalan bypass dan jalan
raya diperkirakan akan mampu memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik kota
Padang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik sangat penting dalam
kehidupan manusia, bahkan sekarang ini dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar.
Vitalnya energi listrik terlihat dari peralatan sehari-hari yang hampir
semuanya menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Ketersediaan energi
secara berkesinambungan mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup
suatu bangsa (Yogesh, 2010).
Lebih dari 90% pembangkit listrik
yang ada di dunia saat ini menggunakan bahan bakar fosil (Wasito, 1997)
seperti: minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Penggunaan bahan bakar fosil
memiliki dua kelemahan mendasar, yaitu: (1) menghasilkan polusi udara yang
berimbas pada kenaikan suhu global, dan (2) ketersediaan bahan bakar ini sangat
terbatas. Dengan pola konsumsi sekarang ini, cadangan bahan bakar fosil yang
ada diperkirakan akan habis dalam 60-80 tahun mendatang (Fauzi, 2009). Untuk
itu, perlu dikembangkan sumber energi baru yang ramah lingkungan dan tersedia
untuk jangka panjang.
Sumber
energi terbarukan menggunakan sel surya sudah banyak dikembangkan, namun hingga
saat ini masih terlalu mahal untuk diterapkan secara massal. Sumber energi alternatif yang berkembang saat ini adalah
teknologi piezoelektrik. Bahan piezoelektrik merupakan bahan kristal atau
keramik yang memiliki kemampuan menghasilkan arus ketika dikenai tekanan
mekanis seperti dorongan, hentakan, tekukan, atau putaran. Energi listrik yang
dihasilkan bahan piezoelektrik tidak memiliki zat buang sehingga tidak
mencemari lingkungan dan sumbernya melimpah (Prabaharan, 2013).
Teknologi piezoelektrik ini sudah diimplementasikan di
rel kereta api. Piezoelektrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik ditanam
di rel atau tumpuan rel. Satu kristal piezoelektrik yang terpasang tidak hanya
menghasilkan listrik sekali saja tapi berulang kali sesuai banyaknya gerbong
kereta yang melintas. Selain itu piezoelektrik yang dipasang di jalan raya
sudah digunakan untuk mensuplai energi listrik pada lampu lalu lintas
(Seonghoon, 2015).
Teknologi piezoelektrik sangat potensial untuk untuk
dikembangkan sebagai sumber energi alternatif di Indonesia karena tingginya
volume kendaraaan yang melewati jalan raya. Pemanfaatan teknologi
ini akan sangat membantu tercapainya kedaulatan energi.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan
dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mendesain pembangkit energi
listrik alternatif dengan menggunakan bahan kristal piezoelektrik untuk
digunakan di jalan bypass kota Padang. Alat yang didesain bermanfaat untuk
menghasilkan energi listrik untuk menerangi jalan raya.
BAB
II TELAAH PUSTAKA
2.1
Definisi Piezoelektrik
Efek
piezoelektrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghasilkan akumulasi muatan
listrik sebagai respon atas tekanan mekanik yang diberikan. Bahan yang
menunjukkan efek piezoelektrik biasanya berupa padatan seperti: kristal,
keramik, dan zat zat biologis (tulang, protein, dan DNA). Istilah piezoelektrik
berasal dari bahasa yunani piezo atau
piezein yang berarti tekanan dan electric yang berarti arus listrik. Efek
Piezoelektrik berasal dari interaksi antara tekanan mekanik (tegangan dan
regangan) dan keadaan elektronik suatu bahan (Seonghoon, 2015).
Efek
piezoelektrik muncul dalam dua bentuk, yaitu: (1) direct piezoelectric dimana arus listrik dihasilkan ketika suatu
bahan padatan diberi tekanan secara mekanik (lihat gambar 2.1), dan (2) converse piezoelectric dimana bahan
padatan yang dialiri arus listrik akan mengalami perubahan dimensi akibat
timbulnya tegangan dan regangan mekanik. Perubahan berupa pertambahan atau
penyusutan dimensi bahan piezoelektrik tergantung pada polaritas sumber listrik
yang diberikan (Sodan, dkk., 2003).
Kristal lead
zirconate titanate menghasilkan tegangan sebesar 12500 volt ketika ditekan hingga dimensinya berkurang 0.1% dari
nilai semula. Sebaliknya, dimensi kristal ini berkurang sekitar 0.1% ketika
dialiri tegangan listrik sebesar 12500 volt (Seonghoon, 2015)..
Efek piezoelektrik pertama kali diteliti pada pertengahan
abad ke-18 oleh Hauy dan Becquerel karena terinspirasi penemuan efek
piroelektrik, perbedaan suhu menghasilkan arus listrik. Percobaan Hauy dan
Becquerel dengan memberikan tekanan pada bahan pieroelektrik, sayangnya
tidak menghasilkan arus listrik. Berbekal pengetahuan tentang bahan
piroelektrik, Curie bersaudara berhasil mengamati arus listrik saat melakukan
percobaan serupa pada berbagai macam
kristal seperti tourmaline, kuarsa, topaz, gula tebu, dan garam Rochelle (Nurul
Asyifa M, 2015). Sejak saat itu, riset tentang piezoelektrik
berkembang pesat.
Gambar 2.1:
|
Beda tegangan karena efek tekanan mekanis pada bahan
piezo
(Sumber: Zimesnick,
2011)
|
2.2
Aplikasi Bahan Piezoelektrik
Curie
bersaudara menemukan fakta bahwa kristal kuarsa dan garam Rochelle merupakan
bahan yang menunjukkan efek piezoelektrik terkuat. Kedua kristal ini banyak
digunakan pada berbagai piranti elektronik seperti jam tangan, rangkaian
terintegrasi (integrated circuit,
IC), sensor dan aktuator karena performanya yang bagus, harga yang murah, dan
mudah didapat. Secara spesifik, bahan piezoelektrik digunakan sebagai:
1.
Sensor
Piezoelektrik
digunakan sebagai sensor karena kemampuannya untuk merespon perubahan mekanis
misalnya untuk mendeteksi variasi tekanan seperti pada microphone, pick gitar listrik, dan sensor pada berbagai peralatan
medis.
2.
Aktuator
Bahan
piezoelektrik dalam aktuator terdiri atas 2 lempeng bahan piezo berbeda yang
disusun seperti bimetal. Bahan piezoelektrik mampu menghasilkan frekuensi
secara akurat bahkan dapat menghasilkan medan listrik sangat besar dengan
tegangan rendah (kurang dari 150 V). Bahan piezoelektrik digunakan sebagai
aktuator pada loudspeaker, X-ray shutters,
kaca laser, mesin diesel, dan printer.
3.
Transformator
Penggunaan
piezoelektrik pada trafo piezoelektrik ini memanfaatkan 2 macam efek
piezoelektrik, yaitu direct dan converse. Setengah dari trafo tersebut
merubah energi listrik menjadi energi mekanis. Getaran yang ditimbulkan dari
setengah bagian trafo tersebut akan menggetarkan separuh bagian yang lain bila
terjadi resonansi. Sehingga pada setengah bagian yang lain itu energi mekanik
akan dirubah menjadi energi listrik (Zimesnick, 2011).
Tabel 2.1
menampilkan frekuensi yang bisa dihasilkan oleh bahan piezoelektrik, jenis
getarannya, serta aplikasinya.
Tabel 2.1 Besar Frekuensi Bahan Piezoelektrik, Jenis Getarannya, dan
Aplikasinya.
Bahan piezoelektrik juga digunakan pada korek api gas. Bahan piezoelektrik yang ditekan
menghasilkan tegangan tinggi sehingga timbul api. Selain itu piezoelektrik
digunakan pada sepatu-sepatu tentara amerika untuk menghasilkan energi listrik
yang digunakan untuk senjata. Piezoelektrik juga digunakan sebagai standar
frekuensi pada berbagai piranti elektronik seperti misalnya jam dengan kristal
kuarsa. Kristal tersebut digunakan karena memiliki frekuensi alamiah yang
stabil. Piezoelektrik digunakan juga sebagai sumber pulsa waktu (clock) dalam radio transmitter dan
receiver, serta dalam computer. Komputer menggunakan frequency multiplier agar dapat menghasilkan frekuensi dalam satuan
Gigahertz (Wasito, 1997).
2.3
Prinsip Kerja Piezoelektrik
Secara fisika, efek piezoelektrik disebabkan oleh efek
kombinasi antara rapat fluks listrik, permitivitas, intensitas medan listrik,
tegangan dan regangan. Kuat lemahnya efek piezoelektrik suatu bahan ditentukan
oleh suatu besaran yang disebut modulus piezoelektrik yang nilainya bergantung
pada rasio antara perubahan mekanik dengan rapat muatan (atau sebaliknya).
(a)
|
(b)
|
(c)
|
|||
Gambar 2.2:
|
Skema Efek Piezoelektrik Konversi, Material
Piezoelektrik (a), Saat ditarik (b), saat diberi tekanan (c)
(Sumber: vatansever, 2012)
|
||||
Tidak semua kristal menunjukkan efek piezoelektrik. Efek ini hanya muncul pada kristal
dengan orientasi dipol spin acak (Polycrystaline
with random polar axis). Bahan polikristalin yang memiliki
orientasi dipol acak (tidak searah) tidak memiliki bagian yang lebih positif
atau lebih negatif. Bahan polikristaline
dapat diubah menjadi bahan piezoelektrik dengan melakukan pe-molingan dengan mengalirkan arus searah
melewati bahan tersebut.
Pada proses pe-molingan, arus listrik yang mengalir dalam bahan
mengakibatkan molekul semakin mudah bergerak karena memiliki energi kinetik
lebih besar. Medan listrik yang timbul akibat arus listrik menyebabkan
molekul-molekul di dalam bahan memiliki dipol dengan orientasi yang sama
(searah). Setelah kristal tersebut diberi beda tegangan yang cukup besar, bahan
akan memiliki polaritas (orientasi dipol) searah walaupun bahan tersebut tetap
bersifat polikristalin (Aqsa, 2013).
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gambar
2.3:
|
Orientasi polarisasi dipol,
orientasi acak domain polar (a), penerapan medan listrik listrik saat diberi
energi mekanis (b), polarisasi sisa
setelah medan listrik dihilangkan (c)
(Sumber: vatansever, 2012) |
2.4
Aplikasi Piezoelektrik Untuk Pembangkit Listrik
Aplikasi
lainnya yaitu pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik dengan
memanfaatkan efek piezoelektrik telah ada di beberapa negara di dunia, tetapi
belum ada di Indonesia.
Beberapa negara yang menggunakannya adalah Italia,
Israel, dan Amerika Serikat. Sama seperti yang telah dijelaskan di atas mereka
memasang suatu bahan piezo elektrik yang cukup murah di jalan raya sehingga
getaran karena kendaraan yang melintas akan menimbulkan arus listrik.
Gambar 2.4:
|
Pemasangan sensor piezo elektrik pada jalan raya
di California
|
Pemanfaatan efek piezo elektrik pada
jalan raya California mampu
menghasilkan energi listrik yang memiliki kapasitas cukup besar hingga 44
megawatt tiap tahunnya (Tri Wahyu, 2015) dari setiap 1 km jalan raya. Energi
listrik sebesar ini cukup untuk memasok kebutuhan 30.800 rumah (Lefeuvre, dkk,. 2009)
Pemanfaatan
efek piezo elektrik ini juga berbeda di setiap Negara. Sebagai
contoh, di Israel, para engineer Israel melakukan tes terhadap 100
meter jalan raya yang telah terpasang dengan jaringan Piezoelectric
Generators. Beberapa Negara lain sudah mendahului mengaplikasikan
Piezoelektrik di stasiun, bandara dan mall
di Tokyo (Jepang) dan club house di
Paris (Perancis), London (Inggris) dan Rotterdam (Belanda). Hal ini menimbulkan
perbedaan kuantitas dari jumlah energi yang dihasilkan, perbedaan ini
diakibatkan karena beberapa faktor yaitu sumber energi mekanis, kualitas bahan
pizoelektrik, dan lain-lain sebagainya. Kualitas bahan sangat menentukan
efisiensi dan lifetime dari suatu alat atau teknologi, dimana kuarsa memiliki
struktur yang sangat bagus. Sehingga Israel menjadi negara yang memiliki
kedaulatan energi terbesar dalam penerapan teknologi piezoelektrik ini dengan
bahan dasar kuarsa (Anonim, 2011).
BAB
III ANALISIS DAN SINTESIS
3.1
Prinsip
Kerja Pembangkit Listrik Piezoelektrik
Secara umum, prinsip kerja piezoelektrik sebagai
pembangkit listrik di jalan raya mirip dengan prinsip kerja pada aplikasi
lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada tekanan yang diberikan (energi
mekanis), daya yang dihasilkan (energi listrik), dan penyimpan daya. Prinsip
kerjan pembangkit listrik di jalan raya ditunjukkan dalam Gambar 3.1berikut
ini:
Gambar 3.1:
|
Bagan
Prinsip Kerja Teknologi Piezoelektrik Sebagai Pembangkit Listrik di Jalan
Raya
(Sumber:
Putra, 2016)
|
Penelitian tentang pembangkit listrik di jalan raya
sudah dilakukan oleh Putra pada tahun 2016. Pada riset tersebut, dirancang dan
dilakukan uji coba polisi tidur permanen piezoelektrik untuk mendapatkan desain
optimal ditinjau dari segi sistem mekanik, kantilever, pengumpul energi (energy harvesting)
dan penyimpanannya.
Kantilever merupakan batang tumpuan memanfaatkan sifat rotasi dan keseimbangan.
Sistem kantilever dibutuhkan untuk menjaga ketahanan kerja piezoelektrik
terhadap tekanan dengan mengatur defleksi pada kantilever (Ali,
Friswell, dan Adhikari, 2011).
Sistem
harvesting energy bertujuan
memaksimalkan energi masukan, energi elektromekanik (koefisien coupling) dan mengoptimasasi energi
transfer. Energy harvesting menggantikan
kebutuhan akan sumber daya konvensional. Karena pertama, mereka tidak memiliki
efek polusi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan. Kedua, sumber-sumber
yang digunakan melimpah dan dapat digunakan tanpa batas (Liu, dkk., 2007).
Rancangan sistem polisi tidur piezoelektrik yang diajukan adalah
sebagai berikut;
(a)
|
(b)
|
Gambar 3.2:
|
Rancangan Polisi Tidur
Piezoelektrik (a), Bagin Bawah dari Polisi Tidur yang Terdiri Dari Kantilever
dan Piezoelektrik (b)
(Sumber:
Putra, 2016)
|
Kantilever merupakan batang tumpuan yang memanfaatkan
sifat rotasi dan keseimbangan. Sistem kantilever dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan kerja piezoelektrik terhadap tekanan dengan mengatur defleksi pada
kantilever. Kantilever yang digunakan dalam desain ini yaitu posisi defleksi
berada diujung yang mana sesuai dengan rancangan kantilever pada polisi tidur
(lihat gambar 3.2).
1.
Polisi
Tidur
Polisi tidur (alat pembatas
kecepatan) adalah bagian jalan yang ditinggikan yang dipasang melintang di
jalan untuk pertanda memperlambat laju kendaraan. Berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan No. 3 Tahun 1994, desain polisi tidur adalah sebagai berikut.
Gambar 3.3:
|
Desain
Polisi Tidur
(Sumber:
Keputusan Menteri Perhubungan No. 3, 1994)
|
Polisi tidur yang didesain untuk
teknologi bahan piezoelektrik ketinggiannya 5 cm, mengingat pemasangan polisi
tidur yang terlalu tinggi di jalan raya akan mengganggu kenyamanan dalam
berkendara.
2.
Bahan
Piezoelektrik: Kinez
Berikut merupakan detail dari Kinez K7520BP2 yang memiliki spesifikasi frekuensi
resonansi 2900 Hz, hambatan resonansi 50 Ohm, kapasitas elektrostatik 60 nF,
tegangan keluaran 30 Vpp, arus keluaran 600 µA;
(a)
|
(b)
|
Gambar 3.4:
|
(a)
(a) Kinez terlihat dari atas, (b) Kinez terlihat dari samping
(Sumber:
Putra, 2016)
|
Karena Kinez memiliki impedansi keluaran yang rendah dan sistem kompatibilitas baterai
yang sangat bagus (kapasitor elektrostatik yang cukup besar). Sehingga bahan ini cocok dikombinasikan dengan Energi harvesting yang dapat digunakan untuk berbagai produk
energi harvesting. Selain itu, frekuensi resonansi yang sangat
besar menunjukkan
tingginya kinerja pembangkit listrik selama periode waktu yang
panjang. Sehingg bahan ini tahan lama dengan fleksibilitas
yang sangat baik
(Kodamocho,
2014).
3.
Sistem
Pengumpul Eneregi
Sistem
pengumpul energi berfungsi untuk memaksimalkan energi masukan, energi
elektromekanik (koefisien kopling) dan mengoptimasi energi transfer.
Gambar 3.6:
|
Sistem
pengumpul energi
(Sumber:
Putra, 2016)
|
4.
Sistem
Penyimpanan
Energi listrik yang dihasilkan oleh
piezoelektrik disimpan dahulu sebelum digunakan, misalnya pada baterai atau
jajaran baterai (seperti sel surya), superkapasitor, dll.
a.
Kondisi
Jalan Bypass Padang
Jalan
Padang Bypass adalah sebuah jalan raya
yang berada di Kota Padang yang menghubungkan dua gerbang utama
Provinsi Sumatera Barat, yaitu Bandar Udara Internasional
Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Jalan ini
dibangun pada tahun 1993 dan memiliki panjang 27 kilometer. Rata-rata jumlah
kendaraan yang berlalu lalang di jalan ini adalah truk sebanyak 730 buah per
hari, mini bus 1256 per hari, dan motor 4579 per hari (Polda Sumatera Barat,
2016). Berat dari masing-masing kendaraan yaitu truk 70000 N dan mini bus18780
N. Jika luas bidang piezoelektrik yang ditanamkan di jalan sebesar 2 m2,
maka tekanan yang diperoleh dari masing-masing kendaraan (energi mekanis)
adalah
|
|
|
|
|
|
|
|
b.
Potensi
Penggunaan Teknologi Piezoelektrik pada Jalan Bypass Padang
Apabila
ada satu orang bermassa 60 kg menginjak lantai piezoelektrik, maka lantai berukuran
30 cm ×30 cm akan menghasilkan daya per satuan waktu sebesar 17µW/s (Arno,
2008). Jika 1 truk dengan massa 7000 Kg maka daya listrik yang dihasilkan
adalah:
Jika dikonversikan ke per satuan hari
maka 1 truk menghasilkan daya listrik sebesar 171,07 watt/hari. Jika dikalikan
dengan dengan jumlah truk yang melintas dijalan (730 buah) maka daya listrik yang
dihasilkan sebesar 124881,11 watt/hari. Hal yang sama dilakukan untuk mini bus
dan motor, maka daya listrik yang dihasilkan adalah 69121,35 watt/hari. Sehingga
daya listrik total yang diperoleh yaitu sebesar 194002,46 watt/hari. Jika kita
mengasumsikan bahwa peluang terinjaknya lantai piezoelektrik ini 0,1 (karena ban mobil tidak mengisi jalan seutuhnya,
mengingat mobil memiliki lorong di tengah-tengah) dan efisiensi sebesar
10% maka daya murni yang dihasilkan adalah 1940,024 watt/hari. Daya ini
disimpan dalam penyimpanan energi listrik sentral yang bersifat superkonduktor
dan lalu dihubungkan dengan rangkaian listrik lampu jalan.
Lampu
jalan memerlukan daya listrik 150 watt untuk menyala dan terpisah sejauh 10
meter satu sama lain. Sehingga jumlah total lampu pada jalan raya bypass adalah
2700 buah lampu, dan daya listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan semua lampu
adalah 405000 watt. Dari perhitungan diatas terlihat bahwa pemasangan
piezoelektrik dibutuhkan 210 buah lantai di jalan raya bypass. Dengan
lebar jalan 5 meter sehingga dapat dipasang 15 buah lantai piezoelektrik pada
satu lokasi. Dengan demikian, diperlukan 13 titik pemasangan sepanjang jalan
bypass. Teknologi piezoelektrik sebagai sumber energi alternatif mampu
menghemat bahan bakar fosil sehingga mendukung pencapaian kedaulatan energi.
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
dari uraian Bab II dan Bab III dapat disimpulkan bahwa teknologi piezoelektrik
sangat potensial untuk digunakan di jalan raya bypass. Potensi ini didukung
dengan banyaknya kendaraan yang melintas setiap harinya. Banyaknya kendaraan berarti
besarnya sumber mekanis (tekanan) yang dapat dikonversi menjadi energi listrik.
Energi listrik yang dapat diperoleh diperkirakan sebesar 405000 watt (210 buah lantai piezoelektrik). Energi
listrik sebesar ini mampu menyalakan seluruh lampu jalan yang berada di jalan
raya bypass.
4.2 Rekomendasi
Perhitungan yang dilakukan
mengasumsikan hanya ada satu sistem polisi tidur piezoelektrik. Dengan memasang
beberapa sistem polisi tidur di
sepanjang bypass dan jalan utama di Kota Padang diperkirakan energi yang
diperoleh bahkan mampu untuk menerangi sebagian kota Padang. Dengan desain yang
lebih baik bukan tidak mungkin teknologi piezoelektrik ini setara dengan PLTA,
PLN, PLTN.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. F.,
Friswell, M. I., & Adhikari, S. 2011. Analysis
of energy harvesters for highway bridges. Journal of Intelligent Material
Systems and Structures
Aqsa Abbasi. 2013. Application of Piezoelectric Materials in Smart Roads and MEMS, PMPG
Power Generation with Transverse Mode Thin Film PZT. International Journal of
Electrical and Computer Engineering (IJECE)
Arno,
Antonio. 2008. Piezoelectric transducers and applications. New York:
Springer.
Fauzi.
2009 .Studi Awal Proses Pemolingan Dan Karakterisasi Sifat Listrik Bahan Piezoelektrik
Ramah Lingkungan (0,95-X) Bi0,5na0,5tio3 - 0,05ba0,5tio3 -
Xbi0,5k0,5tio3 (Bnt-Bt-Bkt). urnalsain-unand.com/FilesJurnal/8809186001%20Arsal.pdf,
diakses 5 April 2016
Haliday,
David dan Robert Resnick.-. Fisika Jilid 2 edisi ke 3, Alih
Bahasa: Pantur Siaban dan Erwin Sucipto). Jakarta: Erlangga
Kim Seonghoon, dan Junan Shen. 2015. Piezoelectric-Based
Energy Harvesting Technology for Roadway Sustainability. Georgia Southern
University: International Journal of
Applied Science and Technology
Kodamocho. 2014. 振動発電素子 Kinez Piezoelectric
Energy Harvesters. Thrive
Liu W.Q, Feng Z. H, He J, Liu R.B. 2007. Maximum Mechanical Energy Harvesting Strategy For A Piezoelement. Smart
Materials and Structures 16(6): 2130-2136
Prabaharan, R.
2013. Power Harvesting By Using Human Foot Step. International Journal of Innovative Research
in Science, Engineering and Technology
Rocha. J.G,
Gonçalves L. M, Rocha .P. F, Silva. M. P., and Lanceros-Méndez. S. 2010. Energy Harvesting From Piezoelectric
Materials Fully Integrated in Footwear. IEEE Transactions on Industrial
Electronics
Sodano, H. A.,
Park, G. H., Leo, D. J. and Inman, D. J. 2003. Electric Power Harvesting Using Piezoelectric Materials. Center for
Intelligent Material Systems and Structures. Virginia Polytechnic Institute and
State University
Shen, D., Park,
J. H., Noh, J. H., Choe, S. Y., Kim, S. H., Wikle, H. C. and Kim, D. J., 2009. Micromachined Pzt Cantilever Based On Soi
Structure For Low Frequency Vibration Energy Harvesting. Sensors and
Actuators A: Physical
Wasito,
1997. Piezoelektric Material. http://prijipati .library.usyd.
edu.au/ bitstream/2123/709/17/adt-.NU20060210.15574803chapter2pdf, diakses 2 April 2016
Yogesh K.
Ramadass. 2010. An Efficient
Piezoelectric Energy Harvesting Interface Circuit Using a Bias-Flip Rectifier
and Shared Inductor. IEEE journal of solid-state circuit
Vatansever, D.,
Siores E., dan T. Shah., 2012. Alternative Resources for Renewable Energy -
Piezoelectric and Photovoltaic Smart Structures. INTECH
Zimesnick, M.
2011. Piezoelectric Generator.
Thanks for sharing this wonderful blog with us. Nice post with great information and it is indeed informative and useful. There are a lots of website for International Journal of Applied Science, like – ijraset.com,ijaetmas.com, oraljournal.com and many more. But I like your blog
ReplyDeletemembantu banget untuk tugas kak
ReplyDeletemacam macam potongan daging