Saturday, March 25, 2017

SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF BERBASIS PIEZOELEKTRIK UNTUK PENERANGAN JALAN RAYA



SUMBER ENERGI LISTRIK ALTERNATIF BERBASIS PIEZOELEKTRIK UNTUK PENERANGAN JALAN RAYA




Karya Tulis Ilmiah
(Paper)


Karya tulis sebagai salah satu tugas akhir mata kuliah Fisika Zat Padat





disusun oleh:


FADLI  NAUVAL
1310442028









JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

Desember, 2016

RINGKASAN
Energi listrik sangat vital bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada ketersediaan energi khususnya energi listrik. Di Indonesia, pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil yang selain menyebabkan polusi juga ketersediaannya sangat terbatas. Untuk itu diperlukan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan sustainable.
Penggunaan sel surya sebagai sumber energi alternatif cukup berkembang tapi masih terlalu mahal untuk digunakan secara massal. Alternatif lain adalah dengan menggunakan teknologi piezoelektrik dimana energi listrik dihasilkan dari energi mekanik (tekanan dan regangan).  Bahan piezoleketrik sangat potensial karena murah, mudah didapat, dan ramah lingkungan.
Pada karya ilmiah ini dilakukan studi literatur tentang kondisi jalan raya bypass dan bahan piezoelektrik disertai dengan perhitungan matematik untuk merealisasikan pembangkit listrik menggunakan bahan piezoelektrik. Bahan piezoelektrik ditanamkan di bawah aspal beton. Bahan piezoelektrik dipasang di jalan raya karena mekanik dari alat transportasi seperti truk, minibus, dan motor yang melewati sangat besar. Fungsi listrik yang dihasilkan disimpan dalam penyimpanan sentral dan lalu dihubungkan dengan dalam rangkaian listrik lampu jalan.
Berdasarkan potensi pemasangan teknologi bahan piezoelektrik ini sangat besar. Karena rata-rata jumlah kendaraan yang melintasi jalan ini cukup banyak, yaitu: truk sebanyak 730 buah per hari, mini bus 1256 per hari  dan motor 4279 per hari (Polda Sumatera Barat, 2016). Jika diasumsikan massa truk 7000 kg, mini bus1878 kg dan motor 105 kg. Daya listrik yang dihasilkan  109335888 watt/hari. Daya listrik sebesar ini cukup untuk menyalakan 2700 lampu jalan yang terpasang sepanjang jalan bypass. Daya yang dihasilkan masih dapat ditingkatkan jika peluang terinjaknya lantai piezoelektrik dimaksimalkan dan sistem konversi energi dioptimasi.
Perkembangan lebih lanjut dengan optimasi desain sistem konversi energi dan pemasangan lebih banyak sistem pembangkit listrik piezoelektrik ini di jalan bypass dan jalan raya diperkirakan akan mampu memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik kota Padang.



BAB I PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
            Energi listrik sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan sekarang ini dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar. Vitalnya energi listrik terlihat dari peralatan sehari-hari yang hampir semuanya menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Ketersediaan energi secara berkesinambungan mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa (Yogesh, 2010).
            Lebih dari 90% pembangkit listrik yang ada di dunia saat ini menggunakan bahan bakar fosil (Wasito, 1997) seperti: minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Penggunaan bahan bakar fosil memiliki dua kelemahan mendasar, yaitu: (1) menghasilkan polusi udara yang berimbas pada kenaikan suhu global, dan (2) ketersediaan bahan bakar ini sangat terbatas. Dengan pola konsumsi sekarang ini, cadangan bahan bakar fosil yang ada diperkirakan akan habis dalam 60-80 tahun mendatang (Fauzi, 2009). Untuk itu, perlu dikembangkan sumber energi baru yang ramah lingkungan dan tersedia untuk jangka panjang.
Sumber energi terbarukan menggunakan sel surya sudah banyak dikembangkan, namun hingga saat ini masih terlalu mahal untuk diterapkan secara massal. Sumber energi alternatif yang berkembang saat ini adalah teknologi piezoelektrik. Bahan piezoelektrik merupakan bahan kristal atau keramik yang memiliki kemampuan menghasilkan arus ketika dikenai tekanan mekanis seperti dorongan, hentakan, tekukan, atau putaran. Energi listrik yang dihasilkan bahan piezoelektrik tidak memiliki zat buang sehingga tidak mencemari lingkungan dan sumbernya melimpah (Prabaharan, 2013).
Teknologi piezoelektrik ini sudah diimplementasikan di rel kereta api. Piezoelektrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik ditanam di rel atau tumpuan rel. Satu kristal piezoelektrik yang terpasang tidak hanya menghasilkan listrik sekali saja tapi berulang kali sesuai banyaknya gerbong kereta yang melintas. Selain itu piezoelektrik yang dipasang di jalan raya sudah digunakan untuk mensuplai energi listrik pada lampu lalu lintas (Seonghoon, 2015).
Teknologi piezoelektrik sangat potensial untuk untuk dikembangkan sebagai sumber energi alternatif di Indonesia karena tingginya volume kendaraaan yang melewati jalan raya. Pemanfaatan teknologi ini akan sangat membantu tercapainya kedaulatan energi.
1.2  Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mendesain pembangkit energi listrik alternatif dengan menggunakan bahan kristal piezoelektrik untuk digunakan di jalan bypass kota Padang. Alat yang didesain bermanfaat untuk menghasilkan energi listrik untuk menerangi jalan raya.


















BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1    Definisi Piezoelektrik
           Efek piezoelektrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghasilkan akumulasi muatan listrik sebagai respon atas tekanan mekanik yang diberikan. Bahan yang menunjukkan efek piezoelektrik biasanya berupa padatan seperti: kristal, keramik, dan zat zat biologis (tulang, protein, dan DNA). Istilah piezoelektrik berasal dari bahasa yunani piezo atau piezein yang berarti tekanan dan electric yang berarti arus listrik. Efek Piezoelektrik berasal dari interaksi antara tekanan mekanik (tegangan dan regangan) dan keadaan elektronik suatu bahan (Seonghoon, 2015).
Efek piezoelektrik muncul dalam dua bentuk, yaitu: (1) direct piezoelectric dimana arus listrik dihasilkan ketika suatu bahan padatan diberi tekanan secara mekanik (lihat gambar 2.1), dan (2) converse piezoelectric dimana bahan padatan yang dialiri arus listrik akan mengalami perubahan dimensi akibat timbulnya tegangan dan regangan mekanik. Perubahan berupa pertambahan atau penyusutan dimensi bahan piezoelektrik tergantung pada polaritas sumber listrik yang diberikan (Sodan, dkk., 2003).
Kristal lead zirconate titanate menghasilkan tegangan sebesar 12500 volt ketika  ditekan hingga dimensinya berkurang 0.1% dari nilai semula. Sebaliknya, dimensi kristal ini berkurang sekitar 0.1% ketika dialiri tegangan listrik sebesar 12500 volt (Seonghoon, 2015).. 
Efek piezoelektrik pertama kali diteliti pada pertengahan abad ke-18 oleh Hauy dan Becquerel karena terinspirasi penemuan efek piroelektrik, perbedaan suhu menghasilkan arus listrik. Percobaan Hauy dan Becquerel dengan memberikan tekanan pada bahan pieroelektrik, sayangnya tidak menghasilkan arus listrik. Berbekal pengetahuan tentang bahan piroelektrik, Curie bersaudara berhasil mengamati arus listrik saat melakukan percobaan serupa pada berbagai macam kristal seperti tourmaline, kuarsa, topaz, gula tebu, dan garam Rochelle (Nurul Asyifa M, 2015). Sejak saat itu, riset tentang piezoelektrik berkembang pesat.

Gambar 2.1:
Beda tegangan karena efek tekanan mekanis pada bahan piezo
(Sumber: Zimesnick, 2011)

2.2    Aplikasi Bahan Piezoelektrik
Curie bersaudara menemukan fakta bahwa kristal kuarsa dan garam Rochelle merupakan bahan yang menunjukkan efek piezoelektrik terkuat. Kedua kristal ini banyak digunakan pada berbagai piranti elektronik seperti jam tangan, rangkaian terintegrasi (integrated circuit, IC), sensor dan aktuator karena performanya yang bagus, harga yang murah, dan mudah didapat. Secara spesifik, bahan piezoelektrik digunakan sebagai:
1.    Sensor
Piezoelektrik digunakan sebagai sensor karena kemampuannya untuk merespon perubahan mekanis misalnya untuk mendeteksi variasi tekanan seperti pada microphone, pick gitar listrik, dan sensor pada berbagai peralatan medis.
2.    Aktuator
Bahan piezoelektrik dalam aktuator terdiri atas 2 lempeng bahan piezo berbeda yang disusun seperti bimetal. Bahan piezoelektrik mampu menghasilkan frekuensi secara akurat bahkan dapat menghasilkan medan listrik sangat besar dengan tegangan rendah (kurang dari 150 V). Bahan piezoelektrik digunakan sebagai aktuator pada loudspeaker,  X-ray shutters, kaca laser, mesin diesel, dan printer.
3.    Transformator
Penggunaan piezoelektrik pada trafo piezoelektrik ini memanfaatkan 2 macam efek piezoelektrik, yaitu direct dan converse. Setengah dari trafo tersebut merubah energi listrik menjadi energi mekanis. Getaran yang ditimbulkan dari setengah bagian trafo tersebut akan menggetarkan separuh bagian yang lain bila terjadi resonansi. Sehingga pada setengah bagian yang lain itu energi mekanik akan dirubah menjadi energi listrik (Zimesnick, 2011).

Tabel 2.1 menampilkan frekuensi yang bisa dihasilkan oleh bahan piezoelektrik, jenis getarannya, serta aplikasinya.
Tabel 2.1 Besar Frekuensi Bahan Piezoelektrik, Jenis Getarannya, dan Aplikasinya.

Bahan piezoelektrik juga digunakan pada korek api gas. Bahan piezoelektrik yang ditekan menghasilkan tegangan tinggi sehingga timbul api. Selain itu piezoelektrik digunakan pada sepatu-sepatu tentara amerika untuk menghasilkan energi listrik yang digunakan untuk senjata. Piezoelektrik juga digunakan sebagai standar frekuensi pada berbagai piranti elektronik seperti misalnya jam dengan kristal kuarsa. Kristal tersebut digunakan karena memiliki frekuensi alamiah yang stabil. Piezoelektrik digunakan juga sebagai sumber pulsa waktu (clock) dalam radio transmitter dan receiver, serta dalam computer. Komputer menggunakan frequency multiplier agar dapat menghasilkan frekuensi dalam satuan Gigahertz (Wasito, 1997).

2.3    Prinsip Kerja Piezoelektrik
Secara fisika, efek piezoelektrik disebabkan oleh efek kombinasi antara rapat fluks listrik, permitivitas, intensitas medan listrik, tegangan dan regangan. Kuat lemahnya efek piezoelektrik suatu bahan ditentukan oleh suatu besaran yang disebut modulus piezoelektrik yang nilainya bergantung pada rasio antara perubahan mekanik dengan rapat muatan (atau sebaliknya).


(a)
    (b)
(c)

Gambar 2.2:
Skema Efek Piezoelektrik Konversi, Material Piezoelektrik (a), Saat ditarik (b), saat diberi tekanan (c)
(Sumber: vatansever, 2012)







Tidak semua kristal menunjukkan efek piezoelektrik. Efek ini hanya muncul pada kristal dengan orientasi dipol spin acak (Polycrystaline with random polar axis). Bahan polikristalin yang memiliki orientasi dipol acak (tidak searah) tidak memiliki bagian yang lebih positif atau lebih negatif.  Bahan polikristaline dapat diubah menjadi bahan piezoelektrik dengan melakukan pe-molingan dengan mengalirkan arus searah melewati bahan tersebut.
Pada proses pe-molingan, arus listrik yang mengalir dalam bahan mengakibatkan molekul semakin mudah bergerak karena memiliki energi kinetik lebih besar. Medan listrik yang timbul akibat arus listrik menyebabkan molekul-molekul di dalam bahan memiliki dipol dengan orientasi yang sama (searah). Setelah kristal tersebut diberi beda tegangan yang cukup besar, bahan akan memiliki polaritas (orientasi dipol) searah walaupun bahan tersebut tetap bersifat polikristalin (Aqsa, 2013).

(a)
(b)
(c)

Gambar 2.3:
Orientasi polarisasi dipol, orientasi acak domain polar (a), penerapan medan listrik listrik saat diberi energi mekanis (b),  polarisasi sisa setelah medan listrik dihilangkan (c)
(Sumber: vatansever, 2012)


2.4     Aplikasi Piezoelektrik Untuk Pembangkit Listrik
Aplikasi lainnya yaitu pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan efek piezoelektrik telah ada di beberapa negara di dunia, tetapi belum ada di Indonesia.
Beberapa negara yang menggunakannya adalah Italia, Israel, dan Amerika Serikat. Sama seperti yang telah dijelaskan di atas mereka memasang suatu bahan piezo elektrik yang cukup murah di jalan raya sehingga getaran karena kendaraan yang melintas akan menimbulkan arus listrik.

Gambar 2.4:
Pemasangan sensor piezo elektrik pada jalan raya di California
(Sumber: http://uk.ibtimes.com/, 2000)

Pemanfaatan efek piezo elektrik pada jalan raya  California mampu menghasilkan energi listrik yang memiliki kapasitas cukup besar hingga 44 megawatt tiap tahunnya (Tri Wahyu, 2015) dari setiap 1 km jalan raya. Energi listrik sebesar ini cukup untuk memasok kebutuhan 30.800 rumah (Lefeuvre, dkk,. 2009)
            Pemanfaatan efek piezo elektrik ini juga berbeda di setiap Negara. Sebagai contoh, di Israel, para engineer Israel melakukan tes terhadap 100 meter jalan raya yang telah terpasang dengan jaringan Piezoelectric Generators. Beberapa Negara lain sudah mendahului mengaplikasikan Piezoelektrik di stasiun,  bandara dan mall di Tokyo (Jepang) dan club house di Paris (Perancis), London (Inggris) dan Rotterdam (Belanda). Hal ini menimbulkan perbedaan kuantitas dari jumlah energi yang dihasilkan, perbedaan ini diakibatkan karena beberapa faktor yaitu sumber energi mekanis, kualitas bahan pizoelektrik, dan lain-lain sebagainya. Kualitas bahan sangat menentukan efisiensi dan lifetime dari suatu alat atau teknologi, dimana kuarsa memiliki struktur yang sangat bagus. Sehingga Israel menjadi negara yang memiliki kedaulatan energi terbesar dalam penerapan teknologi piezoelektrik ini dengan bahan dasar kuarsa (Anonim, 2011).
           





























BAB III ANALISIS DAN SINTESIS

3.1    Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Piezoelektrik
            Secara umum, prinsip kerja piezoelektrik sebagai pembangkit listrik di jalan raya mirip dengan prinsip kerja pada aplikasi lainnya. Perbedaannya hanya terletak pada tekanan yang diberikan (energi mekanis), daya yang dihasilkan (energi listrik), dan penyimpan daya. Prinsip kerjan pembangkit listrik di jalan raya ditunjukkan dalam Gambar 3.1berikut ini:

Gambar 3.1:
Bagan Prinsip Kerja Teknologi Piezoelektrik Sebagai Pembangkit Listrik di Jalan Raya
(Sumber: Putra, 2016)

Penelitian tentang pembangkit listrik di jalan raya sudah dilakukan oleh Putra pada tahun 2016. Pada riset tersebut, dirancang dan dilakukan uji coba polisi tidur permanen piezoelektrik untuk mendapatkan desain optimal ditinjau dari segi sistem mekanik, kantilever, pengumpul energi (energy harvesting) dan penyimpanannya. Kantilever merupakan batang tumpuan memanfaatkan sifat rotasi dan keseimbangan. Sistem kantilever dibutuhkan untuk menjaga ketahanan kerja piezoelektrik terhadap tekanan dengan mengatur defleksi pada kantilever (Ali, Friswell, dan Adhikari, 2011).
            Sistem harvesting energy bertujuan memaksimalkan energi masukan, energi elektromekanik (koefisien coupling) dan mengoptimasasi energi transfer. Energy harvesting menggantikan kebutuhan akan sumber daya konvensional. Karena pertama, mereka tidak memiliki efek polusi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan. Kedua, sumber-sumber yang digunakan melimpah dan dapat digunakan tanpa batas (Liu, dkk., 2007).
 Rancangan sistem polisi tidur piezoelektrik yang diajukan adalah sebagai berikut;


         
(a)
(b)

Gambar 3.2:
Rancangan Polisi Tidur Piezoelektrik (a), Bagin Bawah dari Polisi Tidur yang Terdiri Dari Kantilever dan Piezoelektrik (b)
(Sumber: Putra, 2016)

            Kantilever merupakan batang tumpuan yang memanfaatkan sifat rotasi dan keseimbangan. Sistem kantilever dibutuhkan untuk menjaga ketahanan kerja piezoelektrik terhadap tekanan dengan mengatur defleksi pada kantilever. Kantilever yang digunakan dalam desain ini yaitu posisi defleksi berada diujung yang mana sesuai dengan rancangan kantilever pada polisi tidur (lihat gambar 3.2).
1.    Polisi Tidur
Polisi tidur (alat pembatas kecepatan) adalah bagian jalan yang ditinggikan yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju kendaraan. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 3 Tahun 1994, desain polisi tidur adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3:

Desain Polisi Tidur
(Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No. 3, 1994)

Polisi tidur yang didesain untuk teknologi bahan piezoelektrik ketinggiannya 5 cm, mengingat pemasangan polisi tidur yang terlalu tinggi di jalan raya akan mengganggu kenyamanan dalam berkendara.

2.    Bahan Piezoelektrik: Kinez
Berikut merupakan detail dari Kinez K7520BP2 yang memiliki spesifikasi frekuensi resonansi 2900 Hz, hambatan resonansi 50 Ohm, kapasitas elektrostatik 60 nF, tegangan keluaran 30 Vpp, arus keluaran 600 µA;


 
(a)
                (b)

Gambar 3.4:
(a)                                                    (a) Kinez terlihat dari atas, (b) Kinez terlihat dari samping
(Sumber: Putra, 2016)

Karena Kinez memiliki impedansi keluaran yang rendah dan sistem kompatibilitas baterai yang sangat bagus (kapasitor elektrostatik yang cukup besar). Sehingga  bahan ini cocok dikombinasikan dengan Energi harvesting yang dapat digunakan untuk berbagai produk energi harvesting. Selain itu, frekuensi resonansi yang sangat besar menunjukkan tingginya kinerja pembangkit listrik selama periode waktu yang panjang. Sehingg bahan ini tahan lama dengan fleksibilitas yang sangat baik (Kodamocho, 2014).

3.   Sistem Pengumpul Eneregi
Sistem pengumpul energi berfungsi untuk memaksimalkan energi masukan, energi elektromekanik (koefisien kopling) dan mengoptimasi energi transfer.

                                    Gambar 3.6:
Sistem pengumpul energi
(Sumber: Putra, 2016)


4.    Sistem Penyimpanan
Energi listrik yang dihasilkan oleh piezoelektrik disimpan dahulu sebelum digunakan, misalnya pada baterai atau jajaran baterai (seperti sel surya), superkapasitor, dll.

a.        Kondisi Jalan Bypass Padang
           Jalan Padang Bypass adalah sebuah jalan raya yang berada di Kota Padang yang menghubungkan dua gerbang utama Provinsi Sumatera Barat, yaitu Bandar Udara Internasional Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur. Jalan ini dibangun pada tahun 1993 dan memiliki panjang 27 kilometer. Rata-rata jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan ini adalah truk sebanyak 730 buah per hari, mini bus 1256 per hari, dan motor 4579 per hari (Polda Sumatera Barat, 2016). Berat dari masing-masing kendaraan yaitu truk 70000 N dan mini bus18780 N. Jika luas bidang piezoelektrik yang ditanamkan di jalan sebesar 2 m2, maka tekanan yang diperoleh dari masing-masing kendaraan (energi mekanis) adalah



 


b.        Potensi Penggunaan Teknologi Piezoelektrik pada Jalan Bypass Padang
           Apabila ada satu orang bermassa 60 kg menginjak lantai piezoelektrik, maka lantai berukuran 30 cm ×30 cm akan menghasilkan daya per satuan waktu sebesar 17µW/s (Arno, 2008). Jika 1 truk dengan massa 7000 Kg maka daya listrik yang dihasilkan adalah:
           Jika dikonversikan ke per satuan hari maka 1 truk menghasilkan daya listrik sebesar 171,07 watt/hari. Jika dikalikan dengan dengan jumlah truk yang melintas dijalan (730 buah) maka daya listrik yang dihasilkan sebesar 124881,11 watt/hari. Hal yang sama dilakukan untuk mini bus dan motor, maka daya listrik yang dihasilkan adalah 69121,35 watt/hari. Sehingga daya listrik total yang diperoleh yaitu sebesar 194002,46 watt/hari. Jika kita mengasumsikan bahwa peluang terinjaknya lantai piezoelektrik ini 0,1 (karena ban mobil tidak mengisi jalan seutuhnya, mengingat mobil memiliki lorong di tengah-tengah) dan efisiensi sebesar 10% maka daya murni yang dihasilkan adalah 1940,024 watt/hari. Daya ini disimpan dalam penyimpanan energi listrik sentral yang bersifat superkonduktor dan lalu dihubungkan dengan rangkaian listrik lampu jalan.
           Lampu jalan memerlukan daya listrik 150 watt untuk menyala dan terpisah sejauh 10 meter satu sama lain. Sehingga jumlah total lampu pada jalan raya bypass adalah 2700 buah lampu, dan daya listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan semua lampu adalah 405000 watt. Dari perhitungan diatas terlihat bahwa pemasangan piezoelektrik  dibutuhkan 210  buah lantai di jalan raya bypass. Dengan lebar jalan 5 meter sehingga  dapat  dipasang 15 buah lantai piezoelektrik pada satu lokasi. Dengan demikian, diperlukan 13 titik pemasangan sepanjang jalan bypass. Teknologi piezoelektrik sebagai sumber energi alternatif mampu menghemat bahan bakar fosil sehingga mendukung pencapaian kedaulatan energi.











BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan
           Berdasarkan dari uraian Bab II dan Bab III dapat disimpulkan bahwa teknologi piezoelektrik sangat potensial untuk digunakan di jalan raya bypass. Potensi ini didukung dengan banyaknya kendaraan yang melintas setiap harinya. Banyaknya kendaraan berarti besarnya sumber mekanis (tekanan) yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Energi listrik yang dapat diperoleh diperkirakan sebesar 405000 watt (210 buah lantai piezoelektrik). Energi listrik sebesar ini mampu menyalakan seluruh lampu jalan yang berada di jalan raya bypass.

4.2 Rekomendasi
           Perhitungan yang dilakukan mengasumsikan hanya ada satu sistem polisi tidur piezoelektrik. Dengan memasang beberapa sistem polisi tidur  di sepanjang bypass dan jalan utama di Kota Padang diperkirakan energi yang diperoleh bahkan mampu untuk menerangi sebagian kota Padang. Dengan desain yang lebih baik bukan tidak mungkin teknologi piezoelektrik ini setara dengan PLTA, PLN, PLTN.



DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. F., Friswell, M. I., & Adhikari, S. 2011. Analysis of energy harvesters for highway bridges. Journal of Intelligent Material Systems and Structures

Aqsa Abbasi. 2013. Application of Piezoelectric Materials in Smart Roads and MEMS, PMPG Power Generation with Transverse Mode Thin Film PZT. International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE)

Arno, Antonio. 2008. Piezoelectric transducers and applications. New York: Springer.

Fauzi. 2009 .Studi Awal Proses Pemolingan Dan Karakterisasi Sifat Listrik Bahan Piezoelektrik Ramah Lingkungan (0,95-X) Bi0,5na0,5tio3 - 0,05ba0,5tio3 - Xbi0,5k0,5tio3 (Bnt-Bt-Bkt). urnalsain-unand.com/FilesJurnal/8809186001%20Arsal.pdf‎, diakses 5 April 2016

Haliday, David dan Robert Resnick.-. Fisika Jilid 2 edisi ke 3, Alih Bahasa: Pantur Siaban dan Erwin Sucipto). Jakarta: Erlangga

Kim Seonghoon, dan Junan Shen. 2015. Piezoelectric-Based Energy Harvesting Technology for Roadway Sustainability. Georgia Southern University: International Journal of Applied Science and Technology

Kodamocho. 2014.  振動発電素子 Kinez Piezoelectric Energy Harvesters. Thrive

Liu W.Q, Feng Z. H, He J, Liu R.B. 2007. Maximum Mechanical Energy Harvesting Strategy For A Piezoelement. Smart Materials and Structures 16(6): 2130-2136

Permana,Putra. 2016. http://www.aurelienr.com/electronique/piezo/piezo.pdf, diakses 6 april 2016

Prabaharan, R. 2013. Power Harvesting By Using Human Foot Step. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology

Rocha. J.G, Gonçalves L. M, Rocha .P. F, Silva. M. P., and Lanceros-Méndez. S. 2010. Energy Harvesting From Piezoelectric Materials Fully Integrated in Footwear. IEEE Transactions on Industrial Electronics

Sodano, H. A., Park, G. H., Leo, D. J. and Inman, D. J. 2003. Electric Power Harvesting Using Piezoelectric Materials. Center for Intelligent Material Systems and Structures. Virginia Polytechnic Institute and State University

Shen, D., Park, J. H., Noh, J. H., Choe, S. Y., Kim, S. H., Wikle, H. C. and Kim, D. J., 2009. Micromachined Pzt Cantilever Based On Soi Structure For Low Frequency Vibration Energy Harvesting. Sensors and Actuators A: Physical

Wasito, 1997. Piezoelektric Material. http://prijipati .library.usyd. edu.au/ bitstream/2123/709/17/adt-.NU20060210.15574803chapter2pdf, diakses 2 April 2016

Yogesh K. Ramadass. 2010. An Efficient Piezoelectric Energy Harvesting Interface Circuit Using a Bias-Flip Rectifier and Shared Inductor. IEEE journal of solid-state circuit

Vatansever, D., Siores E., dan T. Shah., 2012. Alternative Resources for Renewable Energy - Piezoelectric and Photovoltaic Smart Structures. INTECH

Zimesnick, M. 2011. Piezoelectric Generator.

2 comments:

  1. Thanks for sharing this wonderful blog with us. Nice post with great information and it is indeed informative and useful. There are a lots of website for International Journal of Applied Science, like – ijraset.com,ijaetmas.com, oraljournal.com and many more. But I like your blog

    ReplyDelete