Pengaruh Penambahan
Asam Laurat Terhadap Sifat Magnet Nanopartikel Magnetik Fe3O4
Nanopartikel magnetik telah menjadi
material menarik yang dikembangkan karena sifatnya yang terkenal dan sangat
potensial dalam aplikasinya dalam berbagai bidang, seperti ferrofluids,
katalis, pigmen warna, dan diagnosa medik. Sifat yang istimewa dari
nanopartikel magnetik yaitu sifat
superparamagnetik, nilai koertivitas tinggi, nilai temperatur Curie rendah, nilai susebsibilitas magnetik yang
tinggi. Bagaimanapun, beberapa sifat partikel
nano magnetik ini
bergantung pada ukurannya.
Sebagai contoh, ketika ukuran suatu partikel nano magnetik di bawah 10 nm, akan
bersifat superparamagnetik pada temperatur ruang, artinya bahwa energi termal
dapat menghalangi anisotropi energi penghalang dari sebuah partikel nano
tunggal. Salah satu jenis nanopartikel yang sangat pesat perkembangannya adalah
nanopartikel magnetik Fe3O4 yang didapat dari sintesis
batuan besi alam.
Sintesis nanopartikel magnetik dari
batuan besi alam telah banyak dilakukan oleh peneliti. Hal ini disebabkan karena material magnetik
hasil sintesis dari batuan besi alam lebih murah dan mempunyai kualitas magnet
yang baik. Batuan besi terdiri dari
mineral-mineral oksida besi seperti magnetite
(Fe3O4), maghemite
(-Fe2O3)
dan hematite (-Fe2O3).
Magnetit Fe3O4 merupakan salah satu
material nano yang telah banyak dikembangkan untuk berbagai aplikasi seperti
ferrogel, penyerap gelombang radar, shielding electromagnetic interference, atau perangkat medis dalam accupressure.
Sintesis batuan besi telah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagai metode,
diantaranya adalah metode kopresipitasi (Taufik dkk, 2010), High Energy Milling (HEM) (Cahyaningrum,
2010), ultrasound iradation
(sonikasi) (Haspari, 2007) dan lain-lain.
Metode kopresipitasi merupakan metode yang
paling efektif karena metode ini tidak memerlukan perlakuan khusus sehingga
dapat dilakukan pada kondisi lingkungan yang normal. Dalam sintesisnya metode
ini menggunakan pasangan asam dan basa. Dimana asam berfungsi sebagai perlarut
dan basa membawa zat terlarut kebawah sehingga terbentuk endapan yang
dikehendaki. Sintesis
nanopartikel magnetik dengan metode kopresipitasi diharapkan memiliki sifat
monodispersif. Sifat monodispersif artinya partikel magnetik terdistribusi
secara merata atau seragam.
Salah satu zat yang dapat dipakai untuk membentuk dan mengontrol ukuran dan
struktur pori agar seragam adalah
polyethylene glycol(PEG). dengan cara penambahan zat adiktif/surfaktan
yaitu digunakan asam laurat (CH3(CH2)10COOH.
Peneliti
sebelumnya Febie A. P. telah melakukan percobaan dengan menggunakan PEG-1000. Fe3O4 dengan
atau tanpa penambahan
PEG-1000, sifat dari nanopartikelnya tetap bersifat feromagnetik, meskipun ukuran kristalnya dibawah 10 nm yang dimungkinkan sifatnya berubah menjadi
superparamagnetik. Selain
dengan penambahan PEG bisa juga dengan cara penambahan zat adiktif/surfaktan
yaitu digunakan asam laurat (CH3(CH2)10COOH.
Asam laurat
mampu mengontrol ukuran dan dispersitas dari nanopartikel sehingga dihasilkan
nanopartikel yang lebih seragam/merata. Pencegahan agregasi antar nanopartikel
dapat dilakukan dengan menambahkan asam laurat yang berfungsi melapisi partikel
untuk menghindarkan terjadinya agregasi tersebut. Menurut
Mamani dkk (2013) sintesis nanopartikel magnetik dari besi oksida yang dilapisi
asam laurat mampu menghasilkan suspensi koloid yang stabil di dalam air yang
bersifat biocompatible.
Pada penelitian
ini akan dilakukan sintesis nanopartikel magnetik dari batuan besi yang berasal
dari daerah Surian Kabupaten Solok Sumatera Barat dengan menggunakan metode
kopresipitasi dengan menambahkan asam laurat sebagai zat adiktif/surfaktan. Metode ini diharapkan agar partikel magnetik berukuran
nanometer yang terdistribusi secara seragam dan mendapatkan sifat superparamagnetik. Sifat
magnetiknya dikarakterisasi dengan menggunakan alat VSM (Vibrating Sample
Magnetometry) untuk mengetahui medan remanen (Mr), medan koersivitas (Mc) dan medan
saturasi (Ms).
jadi tahu pengaruhnya makasih kak
ReplyDeletecornstarch adalah